Integrasi Pramuka Dalam Menguatkan Karakter Siswa
Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1923 memiliki tujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar menjadi pribadi yang beriman, bertakwa, memiliki akhlak yang mulia, mempunyai jiwa patriotik, taat terhadap hukum, dan disiplin.
Pendidikan kepramukaan merupakan salah satu pendidikan nonformal yang menjadi wadah pengembangan potensi diri bagi kaum muda. Meskipun pada dasarnya perkembangan gerakan pramuka mengalami pasang surut pada kurun waktu tertentu.
Akibatnya pewarisan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah Pancasila dalam pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal.
Kemudian untuk membangkitkan kembali ciri dari tujuan pramuka maka dibentuklah UUD gerakan pramuka yang menjadi dasar hukum dalam pelaksanaan pendidikan kepramukaan dengan pancasila sebagai asasnya.
Seiring perkembangan waktu, gerakan pramuka mengalami banyak kemajuan. Nilai-nilai gerakan pramuka yang terdapat dalam dasadarma dan trisatya membantu peserta didik dalam membentuk kepribadian dan kecakapan hidup jika diamalkan dengan baik.
Selain itu ada 8 metode yang terdapat dalam kegiatan kepramukaan, yang selalu diterapkan dalam berkegiatan, diantaranya kode kehormatan pramuka, belajar sambil melakukan, sistem beregu, menjalin kerjasama, melakukan kegiatan yang menarik dan menantang, kegiatan di alam terbuka, kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dukungan, penghargaan berupa tanda kecakapan, satuan terpisah antara putra dan putri.
Kegiatan pramuka ini dapat dilaksanakan dalam bentuk ekstrakurikuler di setiap satuan pendidikan. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program pendidikan yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Melalui partisipasinya dalam kegiatan ekstrakurikuler peserta didik dapat belajar dan mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
Juga bekerja sama dengan orang lain, serta menemukan dan mengembangkan potensinya. Kegiatan ekstrakurikuler juga memberikan manfaat sosial yang besar.
Kemudian dalam penetapan Kurikulum 2013, pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Ini berarti pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang secara sistemik diperankan sebagai wahana penguatan psikologis-sosial-kultural, perwujudan sikap dan keterampilan.
Melalui pendidikan kepramukaan akan timbul rasa memiliki, saling tolong menolong, mencintai tanah air dan mencintai alam. Karenanya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan setiap sekolah melaksanakan ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan.
Lalu peraturan terbaru Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 masih tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam 3 (tiga) Model meliputi Model Blok, Model Aktualisasi, dan Model Reguler.
Model blok merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang dilaksanakan setahun sekali dan diberikan penilaian umum. Model Aktualisasi merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari di dalam kelas yang dilaksanakan dalam kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian formal. Model Reguler merupakan kegiatan sukarela berbasis minat peserta didik yang dilaksanakan di Gugus depan.
Pendidikan Kepramukaan berisi perpaduan proses pengembangan nilai sikap dan keterampilan yang pola Kegiatannya diwujudkan dalam bentuk upacara dan keterampilan Kepramukaan dengan menggunakan berbagai metode dan teknik.
Lalu metode-metode ini harapannya dapat dilakukan oleh semua satuan pendidikan baik ketika melakukan ekstrakurikuler wajib kepramukaan maupun mengajar di dalam kelas. Karena semua sepakat nilai bagus dari kepramukaan ini untuk pengembangan karakter anak-anak yang sejalan dengan tujuan pendidikan menurut UUD No.20 Tahun 2003.
Mungkin sebagian masih ada beranggapan bahwa kegiatan pramuka adalah kegiatan berkemah yang tak lepas dari tali dan tongkat, membuat bangunan dan mengerjakan sandi atau bernyanyi. Walau memang pada dasarnya kegiatannya berpusat pada rana tersebut kurang lebih pada itu.
Namun penerapan metode yang asik dan zaman yang semakin maju membuat setiap kegiatannya dibungkus berbeda dan menyenangkan, sehingga tidak membuat peserta didik bosan. Bukan hanya demikian, di setiap kegiatannya diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak.
Selain itu juga membentuk peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Menurut saya, dari sekian banyak nilai-nilai pramuka, saya menarik tiga garis besar dari tujuan pramuka yang dapat dicapai oleh setiap peserta didik. Pertama nilai karakter, kedua nilai kebangsaan dan yang terakhir nilai kecakapan. Dengan tiga nilai ini, maka kaum muda pejuang masa depan bangsa sudah terbentuk dengan baik lengkap dengan nilai yang melekat pada dirinya.
Penulis: Ilham, Guru Olahraga SMA Islam Athirah Bone. Dapat dijumpai di media sosial Instagram @ilham_arbin