Pengalaman Musik dalam Dimensi Sosial
Musik berperan penting dalam kehidupan kita, seperti kata nietzsche bahwa “tanpa musik, hidup menjadi kesalahan”. Perkataan itu ada benarnya sebab dalam kenyataan, tanpa disadari musik selalu mengisi kehidupan kita dan tanpa musik maka hambarlah hidup.
Kekuatan musik yakni menyelusup, membentuk hingga mampu mengendalikan perilaku manusia di setiap waktu dan setiap aspek kehidupan. Eratnya hubungan musik dalam hidup membuat kita tidak bisa lepas darinya.
Sejarah menunjukkan bahwa Musik berperan penting selain sebagai alat merepresentasikan pengalaman hidup, juga sebagai alat komunikasi sosial. Pengalaman musik yang didalamnya terdapat unsur saling padu antara imajinasi, gagasan, perasaan, dan komunikasi.
Unsur tersebut termanifestasikan dalam bentuk musik yang kemudian diperdengarkan agar menimbulkan pengalaman dari pendengar. Olehnya Musik dan pengalaman tak bisa dipisahkan sebab tanpa pengalaman, musik tidak akan hadir dan sebaliknya. Pengalaman dari musik hadir seperti pada musik rock atau blues menampilkan ekspresi rasa.
Pada jazz, musik tampil sebagai eksplorasi nada dari kebebasan jiwa sedangkan pada musik klasik atau kontemporer, musik sebagai gagasan atau petualangan intelektual.
Pada umumnya musik sebagai penanda suasana yang mampu menghadirkan pengalaman, seperti dalam kondisi senang kita suka mendengarkan musik yang ceria dan dalam kondisi murung, batin kita tersalurkan lewat musik melankolis.
Hal ini menandakan bahwa kondisi atau pengalaman yang kita alami dapat menentukan hakikat dari musik, dan sebaliknya hakikat dari musik dapat menentukan kondisi atau pengalaman batin kita.
Ketika mendengarkan musik rock dengan irama berdentam, cadas dan cepat, secara tidak langsung memaksa atau mengajak kita untuk bergerak dan menari saat mendengarkannya, begitupun dengan musik dangdut.
Berbeda lagi dengan musik klasik yang mampu menyeret kita ke dalam suasana tenang menuju kondisi kontemplasi, lalu pada Musik kontemporer mampu membawa kita ke ranah spiritual atau suasana imajinatif yang asing.
Pengalaman musik terdapat unsur komunikasi yang mencakup ranah dimensi sosial, sebab musik adalah pengalaman sosial. Pengalaman komunikasi antar manusia. Pada pra-modern, musik menjadi bagian terpenting dalam kegiatan bersama seperti ritual, acara dan berbagai macam kegiatan sehari-hari, bahkan di era modern-pun walau musik dapat dinikmati secara individu berkat bantuan teknologi yang memfasilitasi kita mendengarkannya, dalam kendali tersebut musik tetap menjadi ruang komunikasi sosial.
Sebab musik yang kita dengarkan merupakan hasil ciptaan manusia untuk dinikmati, musik diciptakan berdasarkan pengalaman yang dialami musisi untuk dikomunikasikan kepada pendengar. Adanya penyatuan pengalaman antara musisi dengan apresiator (pendengar).
Adanya peristiwa berbagi pengalaman. Seperti halnya kita yang ingin memperdengarkan musik yang kita sukai kepada orang lain, atau memperdengarkan musik yang tepat dengan suasana tertentu dalam sebuah aktivitas atau kegiatan kepada orang disekitar kita.
Aktivitas tersebut misalnya ketika berpesta, acara nikahan atau ulang tahun, liburan. Kita berkeinginan agar musik yang kita sukai dapat didengarkan teman-teman kita untuk mengisi dan menemani kebersamaan saat berkumpul.
Semakin kita jauh menyusuri dimensi sosial dari musik, kita mendapati bahwa dengan musik kita dapat mengetahui budaya daerah. Musik menunjukkan hubungannya dengan latar sosial budaya masyarakat. Seperti di makassar sangat kental dengan petikan kecapinya, bunyi pui-puinya, dan iramanya yang sangat khas dengan daerah makassar itu sendiri.
Di jawa yang dikenal dengan musik gamelannya dapat mengilustrasi dan membangkitkan imaji kita dengan dunia jawa akan dimensi batin yang misterius. Di cianjur dengan musik tradisinya mampu membangun suasana rasa pada masyarakat sunda yang terbuka, penuh syukur, suasana persawahan dan bukit-bukit, sensasi ringan dan sejuk.
Begitupun dengan musik reggae yang identik dengan suasana pantai, menawarkan imaji akan rindangnya pohon kelapa, hamparan pasir putih dan tarian ombak yang indah.
Kebudayaan merupakan ruang manusia untuk memahami diri. Maka dengan memahami musik di masyarakat dari berbagai tempat yang berbeda, menjadi cara menghayati dunia masyarakat yang khas.
Ada struktur musikal yang unik di tiap tempat, hal tersebut merupakan manifestasi jiwa dan pengalaman batin masyarakat dan tiap manusia didalamnya. Dari sini kita bisa tahu bahwa ada sisi-sisi berbeda di dunia ini yang misterius dengan menghayati musik dari masyarakat.
Melalui proses apresiasi musik, pengalaman kita di perkaya dan ditarik lebih jauh ke wilayah yang lebih asing yang kiranya dapat membangkitkan imajinasi, memperluas cara pandang kita pada realitas kehidupan hingga akhirnya kita dihadapkan pada pengalaman batin manusia atau pengalaman batin kita sendiri.
Musik menjadi transportasi kita dalam memahami dunia, mengiring kita masuk ke dalam pengalaman manusia yang unik dan beragam, menyadarkan kita akan posisi kita di dunia, dan membuat kita menjadi manusia terbuka.
Semakin mendapat banyak pengalaman musik, kita menyadari bahwa Musik dalam perjalanannya demikian beragam dan berubah-berubah. Bagi dunia barat, unsur mendasar dari musik terletak pada konstruksi nadanya seperti melodi dan harmoni.
Namun dalam pengertian musik itu sendiri juga berubah-ubah dari waktu ke waktu hingga mengalami periodisasi. Seperti musik kontemporer katakanlah atonal tidak dianggap musik bagi beethoven yang lahir di era klasik.
Dunia timur seperti india, cina, melayu dan sebagainya masih mempertahankan ciri khas tradisi yang perannya sangat identik dengan ritual keagamaan, selain itu tiap daerah memiliki standar dan fungsi musiknya masing-masing.
Penulis: Galang Mario, guru seni budaya salah satu sekolah di Manokwari, Papua Barat.