Doa Kecil
Melepaskan
ku lepaskan,
tirai-tirai air mata
menjuntai indah,
di kedalaman hati,
sebab aku,
tak menahu lagi,
kenapa aku harus berhenti,
pada akhirnya,
semua telah terganti …
*
Tentangku
aku hanyalah sebagian kecil,
dari sisa-sisa memori,
di pelupuk matamu …
telah ku seruput habis,
segala kenangan kita,
dari secangkir,
kopi pahit …
*
Terima Kasih
malam telah tepikan kelamnya,
selendang hangatnya membelah semesta …
langkah sang dewi pun menjuntai nan anggun
disabdakannya doa seorang kekasih,
‘terima kasih telah berkidung air mata,
atas manis dan lara di kala silam,
waktu adalah sesaat,
dan akhir,
adalah sekat.’
sang dewi kembali ke singgasananya,
tampak di ujung jalan,
seorang gadis,
tengah memeluk,
kesunyiannya …
*
Permainan
tabir hati bersimpul luka,
digenggam erat duri,
teteskan peluh-peluh dusta
puas senyum sang durjana,
tentang hati seorang puan,
karang tegarnya telah terkikis,
jiwa pun telah dipeluk oleh tangis
akibat durjana nan bengis …
*
Doa Kecil
tersampaikan malam ini,
sendu berkalang legam
meranggas di tepian telaga,
kala sunyi menari,
setinggi doa di tepian hari
ku ucapkan salam,
tentang kita kemarin sore
telah jejakkan kenangan
abadi di bentang waktu …
Penulis: Maria Dominika Tyas Kinasih, demikian namanya. Lahir di Kab. Semarang, 12 November 2000 telah menyukai sastra sejak duduk di bangku kelas 2 SD. Penyuka warna biru dan hijau ini memiliki hobi membaca, menulis, menyanyi, dan bermain musik. Terakhir, penggemar musik pop dan jazz ini mengeluarkan buku yang berjudul Perempuan di Perguliran Waktu (Haura Publishing, Januari 2024). Penggemar karya Sapardi Djoko Damono ini dapat dihubungi di Instagram @mariadominika_