Saya dan Kalian Perlu Merasa Takut
COVID-19! "wah hoaks ji ini"
Kurang lebih seperti itu kata pertama yang semua ucapkan saat virus ini pertama kali menyebar di luar negeri, saya salah satunya. Tapi jujur saya dan mungkin beberapa orang belum mengetahui apa sebenarnya COVID-19/Coronavirus ini. Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.
Pada manusia, beberapa coronavirus diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus corona yang paling baru ditemukan menyebabkan penyakit coronavirus COVID-19. COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh coronavirus yang paling baru ditemukan. Virus dan penyakit baru ini tidak diketahui sebelum wabah dimulai di Wuhan, Cina, pada bulan Desember 2019.
Saya menganggap bahwa itu memang penyakit yang layak terjadi di negeri seberang akibat sikap dan pola hidup yang kurang baik, tapi sekarang saya sadar bahkan kaget dengan apa yang kita hadapi sekarang. Ratusan nyawa tertelan si COVID-19 entah yang bersalah atau tidak, yang baik atau jahat, yang muda atau tua, semuanya.
Dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sudah ada 200an negara termasuk indonesia telah terjangkit wabah COVID19. Indonesia sendiri Pemerintah terus memperbarui data jumlah kasus COVID yang per 1 April 2020 tercatat ada 1.677 kasus positif dan 157 orang meninggal dunia.
Sementara di Sulawesi Selatan melalui dinas kesehatan per 31 Maret 2020 tercatat, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 106 dan 50 orang telah dinyatakan positif terjangkit coronavirus. Tapi masih ada segelintir dari kita yang tidak sadar bahwa dunia ini memang benar tidak baik-baik saja, saya, anda, dan kita semua sedang berada dalam lingkaran setan si COVID-19, sadar atau tidak kita terancam.
Rasanya baru kemarin si COVID-19 merusuh di Jakarta, tidak menyangka dalam satu kedipan dia sudah mulai memporak porandakan kepanikan di Kota Daeng. Iya saya mulai takut dan was-was, bahkan saya dan keluarga sering menangis ketika membaca dan menyaksikan kabar tentang tenaga medis yang berjuang di garda depan pun meregang nyawa.
Lalu apa kabar kita yang masih berusaha menganggap bahwa kematian sudah diatur! Apa kabar kita yang berserah hanya dengan seuntai do'a tanpa tindakan tepat? Kita yang selalu memohon perlindungan tapi lupa melindungi diri sendiri? Kita yang tahu bahwa yang dihadapi sangat bahaya tapi masih bertingkah ceroboh? Iya! kalian masih baik-baik saja hari ini, entah besok atau lusa.
Kadang memang benar ada banyak hal yang tidak kita ketahui kehadirannya, salah satunya situasi saat ini, tapi begitulah! Bahwa saat ini ada banyak hal yang perlu kita selaraskan, yaitu do'a juga usaha berdiam diri di dalam rumah.
Ada sisi lain yang perlu disadari secara seksama, tentang bagaimana masyarakat kurang mampu menghadapi ini semua? mungkin mereka sama takutnya seperti kita, atau mungkin masih lebih berani dari kita hingga tidak ada rasa takut untuk menyusuri jalan siang atau malam. Bagaimana anak jalanan yang sumber hidupnya dari keramaian kota? Bagaimana pengamen yang harus berdendang ria di siang dan malam untuk hidup? Bagaimana tentang pemulung yang harus bergumul dengan tempat sampah untuk bisa makan? Juga bagaimana jika mereka semua tidak memiliki tempat untuk mengisolasi diri? padahal mereka juga sama takutnya seperti kita.
Pandemi COVID-19 memang mengerikan juga meruntuhkan banyak pertahanan, yaitu perekonomian. Bayangkan saja baru beberapa bulan masyarakat dunia merugi hingga triliunan rupiah. Hal ini bisa terjadi karena terhentinya aktivitas perekonomian seperti pariwisata, industri, serta pekerjaan-pekerjaan harian lainnya. Akibatnya, kita tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga.
Kasus ini juga mempengaruhi kesehatan mental dan psikis masyarakat karena melihat penyebaran COVID-19 yang begitu pesat dan menjangkiti orang secara tiba-tiba. Bahkan beberapa orang tidak menyangka bahwa keluarga terdekatnya bisa menjadi korban ganasnya COVID-19. Bayangkan saja jika anggota keluarga yang terkena flu, sakit tenggorokan atau batuk yang sudah lumrah terjadi kemudian memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan tiba-tiba dinyatakan positif terjangkit coronavirus, bahkan sampai meninggal dunia secara mendadak.
Jika himbauan untuk tetap di dalam rumah kurang diindahkan, anggap saja seperti ini! Dulu para pahlawan melawan para penjajah dengan tombak bambu, senapan, pistol, juga bom. Sekarang yang kita lawan anggap saja juga seperti itu, ini hanya persoalan transisi waktu bahwa cara kita melawan juga tentu sudah berbeda.
Bahkan mungkin bisa dianggap lebih mudah karena dengan berdiam di dalam rumah artinya kita melakukan perlawanan penyebaran si penjajah baru ini. Benar bahwa saat ini mungkin banyak hal yang harus kita ikhlaskan, banyak hal yang perlu kita lepaskan, tapi di balik itu kita juga perlu sadar bahwa ada banyak hal yang juga harus kita jaga, dan harus kita pertahankan.
Sadar! si COVID-19 sedang mengintai. Tidak ada yang jamin mungkin saja sedang menuju gerbang rumah kalian. Jadi tetaplah di dalam dan jangan kemana-mana. Ingat! Dunia sedang tidak baik-baik saja. #dirumahaja.
Penulis: Nur Asisah, mahasiswa FT UNM, belum memiliki organisasi kampus dan saat ini berkomunitas di Green Youth Movement dan sibuk kuliah online.