Thu, 13 Feb 2025
Kabar / Redaksi / Feb 06, 2025

Keterampilan Seni Mengelola Emosi yang Harus Dimiliki oleh Remaja

Masa remaja menjadi salah satu tahapan perkembangan yang penuh dinamika. Remaja sebagai individu yang tumbuh dan berkembang memiliki semangat dan keinginan yang tinggi dan meluap-luap sehingga terkadang mengakibatkan masalah emosi

Masalah emosi pada remaja merupakan hal yang sering didapatkan. Namun beberapa masalah emosi dapat menyebabkan dampak buruk, seperti gangguan pola komunikasi dengan keluarga dan teman sebaya, penurunan prestasi di sekolah hingga tindak kenakalan.

Nurul Awaliah Arwing, psikolog klinis dalam kegiatan RANUM SMK Kesehatan Terpadu Mega Rezky Makassar menjelaskan jika pergolakan emosi yang labil pada remaja dikarenakan memasuki fase transisi. Menurutnya, fase transisi tersebut memiliki ciri khas berupa egosentrisme.

“Egosentrisme itu ketika kita merasa bahwa kita yang paling tau diri sendiri dan orang lain tidak tahu. Tapi dari sini muncul ketertarikan orang lain untuk mencari tahu diri kita sehingga hal tersebut terkadang terjadi ketidakstabilan emosi,” ujarnya dalam kegiatan yang diselenggarakan pada Kamis (6/02/2025).

Ia menjelaskan jika masa remaja menjadi masa penuh badai karena menghadapi berbagai perubahan dalam dirinya yang berdampak pada kehidupan sehari-hari, menyangkut fisik, psikologis dan sosial.

“Remaja juga sudah mulai berpikir lebih logis dan idealis, tetapi seringkali memiliki harapan yang tidak realistis,” jelasnya.

“Jadi remaja ketika mengalami masalah, harus ada usaha untuk menjadi pribadi lebih baik untuk bisa menyelesaikan masalahnya,” tambah Nurul, yang juga merupakan psikolog di Yayasan Asa Timur Indonesia.

Cara Mengelola Emosi

Tanpa kemampuan mengelola emosi yang baik, remaja berisiko mengalami stres berlebih, konflik interpersonal, bahkan gangguan kesehatan mental. Sehingga penting bagi remaja untuk mengelola emosinya menjadi sebuah keterampilan.

Nurul juga memberikan beberapa tips dalam mengelola emosi secara tepat pada usia remaja. Ia menekankan perlunya mengubah pola pikir menjadi lebih positif.

“Kita mengubah pikiran negatif menjadi lebih positif. Kita harus mengakui perasaan kita. Kebiasaan berpikir positif akan mengarahkan kita ke hal positif juga,” ujar Nurul.

“Ciri remaja yang baik adalah ketika mampu menahan emosinya tidak meledak. Ketika ada masalah dia mampu tahu mengetahui emosinya. Emosinya disalurkan ke hal-hal yang positif,” tambahnya.

Selain itu ia mendorong kepada remaja untuk membicarakan masalahnya kepada orang yang dipercaya seperti orang tua, sahabat, guru atau guru BK.

“Jadi remaja ketika mengalami masalah, harus ada usaha untuk menjadi pribadi lebih baik untuk bisa menyelesaikan masalahnya,” terangnya.

Dengan memahami dan mengendalikan emosi, remaja mampu menghadapi berbagai situasi dengan tenang, membangun kesejahteraan psikologis yang lebih baik hingga hubungan sosial yang meningkat.

“Untuk para remaja kita harus paham, masa remaja sesuatu yang indah dan menyenangkan dan penuh tantangan. Masa ini tidak bisa diulang, harus diisi dengan sesuatu yang bermanfaat,” pungkas Nurul.

 

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.