Aku Mencintaimu Tak Sekedar Dengan Diam di Lisanku
Aku Mencintaimu Tak Sekedar Dengan Diam di Lisanku
Aku mencintaimu dengan kebisingan dilubuk hati yang memintamu pada Tuhanku.
Namun yang tertutur dibibir kala meminta padaNya adalah agar kau dipertemukan dengan yang terbaik.
Kemudian dari lerung hati berbisik lirih dan malu-malu
Semoga akulah yang terbaik itu.
*
Rindu
Ada rindu yang merindu
Ada rindu yang kian merindu
Lelah rindu terus merindu
Dalam sepi sang rindu semakin rindu.
Meminta pada Maha Pemilik rindu
tuk sampaikan salam pada rindu nan di rindu
sedang rindu
sedang tak bertuan,
Abstrak,
lumpuh.
Aku terus menulis sajak tentang rindu
Seakan aku sangat merindu
Namun pada siapa gerangan aku merindu?
Adakah rindu ini merindu!?
atau hanya rindu nan rasa merindu?
*
Hilang
Ada kala hati menangis
Bersama mata yang mulai berembun sembari memaksakan senyum di sudut-sudut bibir
Begitu elok cara Tuhan mengajarkan kehilangan
Yang mengajarkan matahari berpamitan pada siang
Meninggalkan senja sejenak disini menyambut malam
Dan aku masih disini
Menikmati kehilangan bersama senja yang kian menjelma menjadikannya hilang.
Penulis: Winda Sukrana, mahasiswa IAI DDI Polewali Mandar.