Ayah, Aku Rindu
Ayah, aku rindu
Mereka bilang ayah jahat
Itu tidak benarkan ayah?
Meraka bilang ayah lupakan aku.
Aku ini masih anakmu kan ayah?
Ayah,
Bayanganmu kini mulai memudar di mataku
Dia telah menggantikan rupamu
Setiap hari hadir, meskipun aku sangat membencinya.
Namun dia yang selalu menemani aku
Setiap hari ku mencari
Dimana ayahku?
Tapi tak jua ku temukan dirimu.
Memanggil namamu tak lagi selantang dahulu.
Kau masih ingat bukan
Seorang balita memanggil terang namamu.
Kau lihat wajahnya berbinar bahagia menyambut kedatanganmu
Setiap kali kau kembali dari mencari nafkah
Lelahmu seakan sirna saat melihat senyumanku.
Kalimatku tiada henti
Kuucapkan semua yang ingin ku katakan.
Kau masih ingat juga bukan
Ketika fajar menjelang
Aku lebih dahulu terbangun menyorakkan adzan
Meskipunku kataku tak begitu jelas
Setidaknya mampu membangunkan mu segera.
Sungguh indah masa itu.
Ya Allah, bolehkah aku memutar kembali waktu?
Aku ingin seperti mereka.
Ya Allah, takdir sungguh tiada diduga.
Keceriaanku sirna.
Kelalaian membuatku seperti ini.
Adakah yang mengerti bahasaku?
Aku belajar sendiri memahami inginku.
Aku ingin mengadu pada ayah
Aku ingin curhat pada ibu
Apalah dayaku, bahasaku hanya sampai pada kata ma....
Setiap kali mereka usil padaku
Aku menaruh dendam pada mereka
Ayah, kau tau?
Aku bukanlah pendendam
Tapi... aku iri pada mereka yang begitu mudah memeluk ibu.
Sedangkan aku....
Hanya Allah yang mampu memahamiku.
Ayah, aku rindu.
Setiap mendengar kata ayah.
Aku memberontak, hanya kata ayah yang selalu ku dengar.
Wujudnya tak ada.
Membuat luka rinduku semakin mengangah
Pedih, luka tak berdarah.
Ayah, sudikah kau memanggilku
Sekali saja sebut namaku dalam doa.
Aku rindu padamu
Salam rinduku ayah
Dari anakmu, Hasbudi alam syah
Penulis: Rosmayasari, Guru/Fasilitator di Sekolah Alam Insan Kamil sekaligus seorang Women Prenuer.