Ingatan Kita
Ingatan Kita
Acapkali ingatan lalu lalang
Berkunjung tanpa izin
Tanpa sopan santun
Mengadu; suka-duka, cinta-lara, rindu dan pilu
Bayangan peristiwa dan kisah
Perihal kehidupan lalu kematian
Kawan-kawan yang dikenangkan
Senda gurau enggan terlupakan
Disana pula, masa suram tak beranjak pergi
Ingatan memang usil
Kesana sini datang mengusik
Ingatan memang penjara
Pada jeruji sesalan tak bermakna
Ingatan menjelma jurang kematian
Kepada kita yang jauh berlarut-larut
Sementara pagi, telah bersiap datang menyambut
*
Anak Kota
Rintik hujan membasuh wajahmu
Di antara sorot lampu kota
Anak-anak manusia berseliweran
Langit menggemuruh dalam persaksian
Pemimpin-pemimpin di rumah jabatannya
Bersiap untuk pidato kemerdekaan esok hari
Para wakil rakyat sedang beradu
Mencari keadilan, entah panggung?
Tokoh-tokoh penting sedang berlomba
Memperjuangkan nasib kita
Mungkin juga demi pamor?
Oh gadisku yang malang
Di bawah gelegar langit
Diantara malam dan hujan tak kunjung reda
Tak ada tempat bernaung selain gerobak bapakmu
Lampu merah menyala di perempatan jalan Ratulangi
Seorang laki-laki tua tanpa kau kenal datang menghampiri
Dengan sebuah pisang untuk kau makan
Oh Gadisku yang manis, inilah buah dari para wakil kita
Inilah hadiah dari tokoh elit kita
Makna dari pidato pemimpin-pemimpin kita
Bahwa semua sedang baik-baik saja
Gadis kecil,
Malam semakin mencekam
Jangan biarkan matamu berlinang
Bapak bersiap melajukan gerobaknya, bergegaslah!
Penulis: Rahmat Gazali, seorang mahasiswa yang dapat dijumpai melalui Instagram @reschagazali.