Kura-Kura Tanpa Cangkang
Pelampung
Hilang yang mana yang sedang ku upayakan
Angan bahkan tidak dapat ku capai
Ingatan tidak pernah tentangku
Ruang untukku hanyalah daftar tunggu
Aku bagimu barisan diantara ketidakpastian
Lautan dan pelampung kau hadirkan
Rangkaian penjelasan hari-hari mu dengannya
Angan menghadirkan aku sebagai pelampung
Hilanglah kenyataan diantara keputusasaan
Inginmu tentang dia entah siapa
Mendung yang kau impikan bukanlah aku
Badai yang tak pernah berani kau temukan
Aku yang tak pernah benar kehadirannya
Barangkali juga tidak nyata sebagai aku
17 Januari 2024
—-------
Kura-kura Tanpa Cangkang
senantiasa menunggunya
sisa malam menepi pelupuk mata
menantinya
kura-kura terluka dengan
atau tanpa cangkangnya
bergerak perlahan menunggu
yang tak mengerti arah jalan
wewangian telusuri yang lalu
bianglala terbengkalai
berhenti berputar
udara sesak mereka-reka
memudar jalannya
tanpa cangkang
ia memeluk sepi
dengan atau tanpa hujan
yang menyakiti
dengan atau tanpa cangkang
ia berjalan dengan begitu saja
tersenyum mengangkat sisa
dalam tubuh
dalam lamunan
dalam harapan
diantara ramai
penolakan menanti
pemberhentian terakhir
diseberang sana
aku senantiasa menunggu
dengan atau tanpa cangkang
kabut bergumul
pertanyaan saling menangkis
kenyataan yang ada
tidaklah benar adanya
tetapi aku senantiasa
menunggu dengan atau tanpanya
aku tetap disisa malam
melihat bianglala terjerat
tanaman merambat
berbisik memeluk
bianglala kesepian
tiada yang dapat penghiburan
gemerlap cahaya
kawanan remaja memandang
tontonan sepasang yang mencinta
anak dan permen kapas
pada tangannya
digendong ia oleh bapaknya
dan ibu yang tersenyum
menanti bianglala
tidak lagi ada
kunjungan serupa mereka
tinggallah tanaman merambat
dan aku yang senantiasa menunggu
05 Mei 2024
—------
Roti Panggang Cokelat
Tujuan apa yang sama dengan kita?
Samar serampangan merasa
Jemari lebih mahir melangkahi isi pikiranmu
Manis dan sedikit rasa pahit yang tidak tercerna
Kekosongan yang menampar
Boleh ku tahu rasa sepimu seperti apa yang harus menaklukkanku?
Selai cokelat sewarna mata
Kau serampangan mendekat
Sulit menyembuhkan diriku
Menagih kehadiranku
Bersedia ditempatkan rindumu
Kesulitan mencerna lukaku
Meringkuk aku sedang bermimpi
Kau demam mengigau yang lain
Pesanan apa yang tidak tertuju sama denganku?
Kau lahap menghabiskan
Tidak terencana, aku melihatmu
Berikut juga ketidakmampuan
mengenali aku, serupa roti
Membuatmu kenyang
dan terasa hambar aku lewati pencernaanmu
Takalar 06 Mei 2024
Penulis: Rika Rukmana Rahmat