Fri, 26 Apr 2024
Puisi / Apr 08, 2021

Lamat-Lamat Sudah Terasa

Lamat-Lamat Sudah Terasa

Mengidung di belantara malam kepadaNya
Lewat lekuk tubuhNya aku gila!

TubuhNya? Aku gila!

Berpesan riak ombak ke semenanjung
Menderuh angin ke bibir pantai
Dan di langit tubuhnya belum jua ku temui

TubuhNya ? Aku gila !

Lamat-lamat sudah terasa, (yang) abadi sudah adil. Mari dengar kidung dariNya, dari pesan hujan terlukis kelam, dari puisi aku gila, aku bilang ; jangan tinggalkan nyawa sebelum ku tahu aku gila ! karena aku menjelma manusia ?

*


Rinduku, Kotoranku

Laksmi, sisa teguk terakhir adalah jamuan untuk menuntaskan resah dalam diri

Dan setelah ku dapat bertamu malam ini
Irislah aku dengan risalah risau pada bunga tidurmu

Sekali lagi, di teguk terakhir tercucur rindu masuk ke tenggorokan lalu keluar lewat dubur.

Itu Wow

 

*

 

Tragedi Kopi dan Gula

Di antara kopi dan susu ini tersampaikan nilai kangen

Pernahkah pahitnya tersadar, kalau wujudnya begitu tidak sedap
Mungkin gula merasakan hal demikian

Lalu, kemana pahit dan manis bertemu?
Entah?

Inilah antara, tentu berjarak, dan tersampaikan melalui hukuman, bahwa aku sedang dirajam kangen dan sepi

 

 

Penulis: Kumal Kutip, dapat ditemui di Instagram @kumal_kutip

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.