Merenungi Diri
Kutanggalkan setiap kain yang melekat
Kulepas setiap simbol dan petaka yang merekat
Didalam saluran yang menghantarkan darah menuju saraf
Aku berlari menyambangi nadi, menebar paku agar lajunya terhenti
Sesaat setelahnya yang tersisah hanya hampa
Detak lenyap, seluruh suara musnah seketika
Setiap tendensi terhisap titik-titik gelap yang melahap
Mukosa tergerus melukis luka, perih lalu berontak tak terkendali
Aku menangis didalam aku, membuat tsunami dari air mata yang menenggelamkan diri sendiri
Aku merobek daging yang menutup setiap lubang penghubung yang tak terfahami
Aku hanyut melintasi banyak katup, melihat setiap kosmos pada lumpuh yang terseret arus
Diruang gelap tempat kenangan diarsipkan, aku tersandung batu yang membuatku sedikit bertahan
Milyaran langkah menorehkan cerita yang tak cukup ditampung gudang raksasa
Arus pantang surut, aku kambali hanyut
Penulis: Muh Arjun Wiraya, mahasiswa UINAM, berorganisasi di HMJ Keperawatan, SC.Supremasi Kesehatan, Kesatuan Mahasiswa Nusantara (KMN)