Sat, 07 Dec 2024
Puisi / Salma Anindria Putri / Dec 26, 2023

Penyimpanan Dalam Wadah Rindu

Kepada kau, 

Aku ingin bersama dengan.., 

Seseorang yang mampu membimbingku menjadi sosok yang sosialis humanis. 

Wajarkan bila wanita dibimbing? 

Sosialis itu penting, bukan yang penting sosialis. 

Pun humanis. 

Kita-, 

Hidup didunia dengan kasih mengasih 

Beri-memberi sampai cinta-mencinta

Jatuh, kemudian bangkit kembali

Kehidupan dengan berlandas tolong-menolong 

Butuh dan dibutuhkan. 

Begitu indah semesta yang menawan

Cinta kasih tuhan semesta alam..

Dengan humanis, 

Jemariku meng-analogi demikian “ber-etika”

Setiap yang memiliki etika, pasti kan menempatkan diri pada porsinya. 

Menghargai, memberi, itulah satu dari sekian tamstsil-nya

Etika terhadap sang pencipta

Etika terhadap apa yang dicipta, dan etika pada alam semesta

Kepada kau,,, 

Entah siapa saja yang sedang menikmati indahnya semesta,,

Jadilah personal sosialis humanis

Nilai itu akan membawamu menuju kehidupan penuh keterseimbangan 

Pandailah bersyukur

Alam semesta bekerja seindah itu

 

*

Tentang kenangan yang masih tertinggal

Adakalnya, 

Hujan membawamu menuju memori lama

Sedikit mengusik perasaanmu yang sendu, 

Mendung yang mengendap menyelimuti langitmu

Ternyata juga mendung yang menyelimuti senyummu

Pantas saja, 

Matamu terasa panas, hatimu terasa penat, 

Tetesan air itu sudah basah di pelupuk matamu

Kamu mulai memutar memori itu, dan ia mulai berkeliaran, memainkan episodenya...

Kamu kembali ingat, saat tubuhmu basah kuyup, 

Peluknya-lah yang membuatmu hangat

Kamu mulai ingat, saat kamu bersamanya mengelilingi kota.

Dan kemudian, 

Memori itu memutar episode terburuknya, 

Saat kamu ditinggalkan orang-orang terdekatmu

Saat kamu merasa berada pada titik terjenuh dalam hidupmu, 

Saat kamu meledak, sama sekali tak ada satupun yang dengan ringan memberikan tangan, 

Ketika kau berusaha menggapai, 

Daan.. lamunanmu terbuyar, 

Saat kau menyadari bahwa dari pengalamanmu hidup, 

Kamu diajarkan dewasa, 

Kamu harus dan terbiasa menerima luka-luka

Kamu harus dan akan menjadi orang yang tangguh

Kamu kuat,

Berterimakasihlah pada luka, 

Entah apapun yang membuatmu menderita. 

Karena semua itu, berperan penting dalam membentuk karakter kita hari ini, 

Sudah, 

Enyahkan saja memori itu, 

Biarlah ia menjadi cerita dalam seri kehidupanmu

Mari,, sudah saatnya bangkit

Toh, hujan diluar juga sudah mulai reda

Gagal coba lagi, jatuh bangkit lagi

Sampai kau menemukan kebijaksanaan dalam perjalananmu nanti.

 

*

Penyimpanan dalam wadah rindu

Kekasih, 

Tahan dulu ya rindunya

Nanti kita sama-sama cerita tentang nasib ini

Tentang tawamu yang selalu menjadi candu

Simpul senyummu yang menguak sendu

Dan, semua yang berhasil memporak-porandakan semestaku

 

Kekasih, 

Dalam penyimpanan rindu yang mengharu biru bak ombak samudra yang menggebu

Kau dan rindu semacam ekstase yang merusak seluruh sel-sel sehatku

 

Kekasih, 

Ku mohon kau menyimpan dua rindu milik kita berdua 

Yang tersaksikan langit merah buah senja

 

Kekasih, 

Aku butuh ramuan penenang, 

Rupanya.. itu adalah kau semata. 

 

*

Doa yang tak terbaca

Maas,, 

Kamu punya Allah 

Aku juga punya Allah 

Cinta kita buat allah ya mass,,

Mas, aku memiliki beberapa bait puisi untukmu

Tapii, puisi yang kubuat hambar tak bernada

Namun kubuat dengan makna yang luar biasa. 

Mas, 

Sampaikan salamku pada ibumu ya,, 

Katakan..”aku menyayangi putranya” 

Putranya telah mampu bertahan sejauh ini, 

Mampu membimbing wanitanya menuju jalan syurga maha cinta

Sampaikan terima kasihku pada ibumu, 

Telah melahirkan putra sebaik dirimu dan se-sholeh perilakumu

Sampaikan pula mas, 

Aku siap menyiapkan diri sepenuh hati untuk kau jadikan pendamping 

Kita sama-sama berjalan menuju Allah ya maas

 

*

Kelam dalam temaram

Seraut wajah sendu 

Yang hadir dalam mimpiku 

Merombak semua luka yang tertoreh pada masa itu

Diam-diam ku sulam sajak temaram

Yang kian jadi bayang di ujung cahaya redup remang

Rasa yang kian tak pernah benar-benar hilang 

Hingga melupakan arah jalan pulang

Berada di ufuk penantian

Ku tanam sendiri jurang kematian

Kenangan lampau yang sudah kau lupakan

Masih hangat dalam genggaman

Selamat jalan..

Jangan lupa kemana kau akan pulang,.

 

*

Coretan yang sengaja ditulis di kertas buram

Aku sengaja menuliskan ini untukmu

Mencoret-coret beberapa lembar dari halaman ini

Melukiskan sajak-sajak tanpa nada untukmu

Mengeja kata yang menyemat dalam baris kertas ini

 

Aku sengaja merangkai frasa demi frasa

Yang sudah terlalu lama terdikte dalam palung relung terdalam

 

Aku, 

Hanya ingin kau tau akan hal tersirat yang kutulis secara diam-diam untukmu

Bahwa, 

Segenap jiwa rasa raga yang kupunya masih utuh begitu penuh tuk dirimu

Aku, senantiasa melangitkan harapanku juga mu. 

Meski kini berubah jadi semu dalam setiap aminku. 

 

*

Bohong

bohong bila aku memintamu pergi

bohong bila aku tidak mencintaimu

aku hanya memberi ruang untuk dirimu kekasih

agar kau tak terluka olehku kian hari

kekasih baik,,

kamu tidak boleh terus bersamaku

jangan,, cukup sudahi dan jangan bersamaku

kamu akan jauh lebih baik tidak denganku

jauh diluar diriku

terlampau banyak rembulan manis nan anggun disana

semoga kamu menemukannya

menggapai mahligai bersamanya

selamat jalan wahai kekasih baik..

 

*

Munajat Fatihah

jika tuhan punya seribu cara untuk mempertemukan 

maka aku yakin, 

tuhan juga memiliki seribu satu cara untuk mempersatukan 

pada sebuah kebetulan berbalut ketidak sengajaan

pada sebuah titik temu dari penantian

dan pada lambaian tangan yang menjelma sapaan

juga pada tatapan penuh kerinduan yang bersembunyi dibalik diksi

pada senyum yang tampak jelas untukmu

antara al-hamdu dan astaghfiru

bukti murni dari fadhlullah nyata

sebab dahulu kala, 

abah yai pernah berpesan : 

“bahwa fadhl atau anugerah adalah sesuatu yang tidak pernah kita usahakan 

Tetapi membuat kita senang” 

Jadi,, 

Kukira tidak berlebihan 

Bahwa, ku bilang pertemuan kita adalah anugerah dari beberapa panjatan munajat fatihah

 

*

Mantra keajaiban

Mantra dalam puisi 

 Bernada dalam doa 

Ya allah... 

Penguasa makhluknya 

Pengendali makhluknya

Pengurus segala yang  maujud

Selain-Nya niscaya memupuskan harapan mereka yang berharap

Sementara Engkaulah harapan indah nan membahagaikan

Aku memintamu melalui segala kerelaan-Mu

Melalui setiap yang Engkau cintai untuk disebut 

Wahai dzat yang tiada dua

Tiada yang setara dengan-Mu

Kabulkanlah permintaanku

Jagalah dengan penjagaan-Mu.

 

*

Ziarah cinta yang bertasbih

Malam itu,, 

Aku menyengaja datang menuju tempat itu

Aku langkahkan kaki menuju pusara itu,

Tempat dimana kamu bermunajat pada saat itu

 

Kali pertama kakiku menapak ruang itu

Hatiku tak henti-hentinya menyebut namamu

Ragaku bergetar menyaksikan apa yang dilihat mataku

 

Lantas kemudian, 

Aku bersimpuh tepat di depan pusara itu

Aku tersenyum, 

Dan kemudian menengadah ke langit

Menyebut namamu nan mengadu rindu pada tuhanku

Menceritakanmu sekaligus memintamu dalam khusyu’nya doaku

Karna didalam sanubari keyakinanku

Hanya tuhanlah pengurus dari segala yang wujud.

 

*

Latar semesta

Di pelataran semesta,

Baru saja aku meminjam namamu dengan sebaik-baiknya pinta

Menceritakanmu pada semesta sang maha cinta

Mengadukanmu pada dzat yang maha indah keanugerahannya

Memunajatkan beberapa hajat yang pernah kita tanam di dasar cakrawala

Memanjatkan beberapa rapalan doa tanpa menafikan pengharapan 

Yang selalu menjadi kesemogaan kita

Mentawakkalkan segala kemutawatiran yang pernah sama-sama menderaku dan menderamu

Karna aku mengingat,

Pada dasarnya,,

Baik buruknya segala hal akan kembali kepadanya

Dzat yang maha mengetahui dunia beserta segala rahasianya

Tetapi aku yakin,, 

Bahwa kepada setiap jiwa diberi balasan dengan sempurna sesuai apa yang telah dikerjakannya

Seperti aku yang memintamu dengan cara yang sebaik-baiknya

Pun sebagaimana aku yang mencintaimu dalam sajak doa yang selalu berhasil menjadi rahasia yang kusembunyikan

Bahwa pada hakikatnya,, 

Kita adalah sepasang rahasia milik puisi yang paling sepi

Kita pernah merapal doa yang sama

Demi sebuah ridho sang maha cinta. 

 
 
Penulis: Salma Anindria Putrimahasiswa sastra arab UIN SATU TULUNGAGUNG. Dapat ditemui melalui Instagram @anindria_slma.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.