Penyimpanan Dalam Wadah Rindu
Kepada kau,
Aku ingin bersama dengan..,
Seseorang yang mampu membimbingku menjadi sosok yang sosialis humanis.
Wajarkan bila wanita dibimbing?
Sosialis itu penting, bukan yang penting sosialis.
Pun humanis.
Kita-,
Hidup didunia dengan kasih mengasih
Beri-memberi sampai cinta-mencinta
Jatuh, kemudian bangkit kembali
Kehidupan dengan berlandas tolong-menolong
Butuh dan dibutuhkan.
Begitu indah semesta yang menawan
Cinta kasih tuhan semesta alam..
Dengan humanis,
Jemariku meng-analogi demikian “ber-etika”
Setiap yang memiliki etika, pasti kan menempatkan diri pada porsinya.
Menghargai, memberi, itulah satu dari sekian tamstsil-nya
Etika terhadap sang pencipta
Etika terhadap apa yang dicipta, dan etika pada alam semesta
Kepada kau,,,
Entah siapa saja yang sedang menikmati indahnya semesta,,
Jadilah personal sosialis humanis
Nilai itu akan membawamu menuju kehidupan penuh keterseimbangan
Pandailah bersyukur
Alam semesta bekerja seindah itu
*
Tentang kenangan yang masih tertinggal
Adakalnya,
Hujan membawamu menuju memori lama
Sedikit mengusik perasaanmu yang sendu,
Mendung yang mengendap menyelimuti langitmu
Ternyata juga mendung yang menyelimuti senyummu
Pantas saja,
Matamu terasa panas, hatimu terasa penat,
Tetesan air itu sudah basah di pelupuk matamu
Kamu mulai memutar memori itu, dan ia mulai berkeliaran, memainkan episodenya...
Kamu kembali ingat, saat tubuhmu basah kuyup,
Peluknya-lah yang membuatmu hangat
Kamu mulai ingat, saat kamu bersamanya mengelilingi kota.
Dan kemudian,
Memori itu memutar episode terburuknya,
Saat kamu ditinggalkan orang-orang terdekatmu
Saat kamu merasa berada pada titik terjenuh dalam hidupmu,
Saat kamu meledak, sama sekali tak ada satupun yang dengan ringan memberikan tangan,
Ketika kau berusaha menggapai,
Daan.. lamunanmu terbuyar,
Saat kau menyadari bahwa dari pengalamanmu hidup,
Kamu diajarkan dewasa,
Kamu harus dan terbiasa menerima luka-luka
Kamu harus dan akan menjadi orang yang tangguh
Kamu kuat,
Berterimakasihlah pada luka,
Entah apapun yang membuatmu menderita.
Karena semua itu, berperan penting dalam membentuk karakter kita hari ini,
Sudah,
Enyahkan saja memori itu,
Biarlah ia menjadi cerita dalam seri kehidupanmu
Mari,, sudah saatnya bangkit
Toh, hujan diluar juga sudah mulai reda
Gagal coba lagi, jatuh bangkit lagi
Sampai kau menemukan kebijaksanaan dalam perjalananmu nanti.
*
Penyimpanan dalam wadah rindu
Kekasih,
Tahan dulu ya rindunya
Nanti kita sama-sama cerita tentang nasib ini
Tentang tawamu yang selalu menjadi candu
Simpul senyummu yang menguak sendu
Dan, semua yang berhasil memporak-porandakan semestaku
Kekasih,
Dalam penyimpanan rindu yang mengharu biru bak ombak samudra yang menggebu
Kau dan rindu semacam ekstase yang merusak seluruh sel-sel sehatku
Kekasih,
Ku mohon kau menyimpan dua rindu milik kita berdua
Yang tersaksikan langit merah buah senja
Kekasih,
Aku butuh ramuan penenang,
Rupanya.. itu adalah kau semata.
*
Doa yang tak terbaca
Maas,,
Kamu punya Allah
Aku juga punya Allah
Cinta kita buat allah ya mass,,
Mas, aku memiliki beberapa bait puisi untukmu
Tapii, puisi yang kubuat hambar tak bernada
Namun kubuat dengan makna yang luar biasa.
Mas,
Sampaikan salamku pada ibumu ya,,
Katakan..”aku menyayangi putranya”
Putranya telah mampu bertahan sejauh ini,
Mampu membimbing wanitanya menuju jalan syurga maha cinta
Sampaikan terima kasihku pada ibumu,
Telah melahirkan putra sebaik dirimu dan se-sholeh perilakumu
Sampaikan pula mas,
Aku siap menyiapkan diri sepenuh hati untuk kau jadikan pendamping
Kita sama-sama berjalan menuju Allah ya maas
*
Kelam dalam temaram
Seraut wajah sendu
Yang hadir dalam mimpiku
Merombak semua luka yang tertoreh pada masa itu
Diam-diam ku sulam sajak temaram
Yang kian jadi bayang di ujung cahaya redup remang
Rasa yang kian tak pernah benar-benar hilang
Hingga melupakan arah jalan pulang
Berada di ufuk penantian
Ku tanam sendiri jurang kematian
Kenangan lampau yang sudah kau lupakan
Masih hangat dalam genggaman
Selamat jalan..
Jangan lupa kemana kau akan pulang,.
*
Coretan yang sengaja ditulis di kertas buram
Aku sengaja menuliskan ini untukmu
Mencoret-coret beberapa lembar dari halaman ini
Melukiskan sajak-sajak tanpa nada untukmu
Mengeja kata yang menyemat dalam baris kertas ini
Aku sengaja merangkai frasa demi frasa
Yang sudah terlalu lama terdikte dalam palung relung terdalam
Aku,
Hanya ingin kau tau akan hal tersirat yang kutulis secara diam-diam untukmu
Bahwa,
Segenap jiwa rasa raga yang kupunya masih utuh begitu penuh tuk dirimu
Aku, senantiasa melangitkan harapanku juga mu.
Meski kini berubah jadi semu dalam setiap aminku.
*
Bohong
bohong bila aku memintamu pergi
bohong bila aku tidak mencintaimu
aku hanya memberi ruang untuk dirimu kekasih
agar kau tak terluka olehku kian hari
kekasih baik,,
kamu tidak boleh terus bersamaku
jangan,, cukup sudahi dan jangan bersamaku
kamu akan jauh lebih baik tidak denganku
jauh diluar diriku
terlampau banyak rembulan manis nan anggun disana
semoga kamu menemukannya
menggapai mahligai bersamanya
selamat jalan wahai kekasih baik..
*
Munajat Fatihah
jika tuhan punya seribu cara untuk mempertemukan
maka aku yakin,
tuhan juga memiliki seribu satu cara untuk mempersatukan
pada sebuah kebetulan berbalut ketidak sengajaan
pada sebuah titik temu dari penantian
dan pada lambaian tangan yang menjelma sapaan
juga pada tatapan penuh kerinduan yang bersembunyi dibalik diksi
pada senyum yang tampak jelas untukmu
antara al-hamdu dan astaghfiru
bukti murni dari fadhlullah nyata
sebab dahulu kala,
abah yai pernah berpesan :
“bahwa fadhl atau anugerah adalah sesuatu yang tidak pernah kita usahakan
Tetapi membuat kita senang”
Jadi,,
Kukira tidak berlebihan
Bahwa, ku bilang pertemuan kita adalah anugerah dari beberapa panjatan munajat fatihah
*
Mantra keajaiban
Mantra dalam puisi
Bernada dalam doa
Ya allah...
Penguasa makhluknya
Pengendali makhluknya
Pengurus segala yang maujud
Selain-Nya niscaya memupuskan harapan mereka yang berharap
Sementara Engkaulah harapan indah nan membahagaikan
Aku memintamu melalui segala kerelaan-Mu
Melalui setiap yang Engkau cintai untuk disebut
Wahai dzat yang tiada dua
Tiada yang setara dengan-Mu
Kabulkanlah permintaanku
Jagalah dengan penjagaan-Mu.
*
Ziarah cinta yang bertasbih
Malam itu,,
Aku menyengaja datang menuju tempat itu
Aku langkahkan kaki menuju pusara itu,
Tempat dimana kamu bermunajat pada saat itu
Kali pertama kakiku menapak ruang itu
Hatiku tak henti-hentinya menyebut namamu
Ragaku bergetar menyaksikan apa yang dilihat mataku
Lantas kemudian,
Aku bersimpuh tepat di depan pusara itu
Aku tersenyum,
Dan kemudian menengadah ke langit
Menyebut namamu nan mengadu rindu pada tuhanku
Menceritakanmu sekaligus memintamu dalam khusyu’nya doaku
Karna didalam sanubari keyakinanku
Hanya tuhanlah pengurus dari segala yang wujud.
*
Latar semesta
Di pelataran semesta,
Baru saja aku meminjam namamu dengan sebaik-baiknya pinta
Menceritakanmu pada semesta sang maha cinta
Mengadukanmu pada dzat yang maha indah keanugerahannya
Memunajatkan beberapa hajat yang pernah kita tanam di dasar cakrawala
Memanjatkan beberapa rapalan doa tanpa menafikan pengharapan
Yang selalu menjadi kesemogaan kita
Mentawakkalkan segala kemutawatiran yang pernah sama-sama menderaku dan menderamu
Karna aku mengingat,
Pada dasarnya,,
Baik buruknya segala hal akan kembali kepadanya
Dzat yang maha mengetahui dunia beserta segala rahasianya
Tetapi aku yakin,,
Bahwa kepada setiap jiwa diberi balasan dengan sempurna sesuai apa yang telah dikerjakannya
Seperti aku yang memintamu dengan cara yang sebaik-baiknya
Pun sebagaimana aku yang mencintaimu dalam sajak doa yang selalu berhasil menjadi rahasia yang kusembunyikan
Bahwa pada hakikatnya,,
Kita adalah sepasang rahasia milik puisi yang paling sepi
Kita pernah merapal doa yang sama
Demi sebuah ridho sang maha cinta.
Penulis: Salma Anindria Putri, mahasiswa sastra arab UIN SATU TULUNGAGUNG. Dapat ditemui melalui Instagram @anindria_slma.