Thu, 12 Dec 2024
Puisi / Kontributor / May 20, 2021

Perang Digital

Perang Digital

puisi: Akir Muhammad

 

Dalam genggaman,

benda kecil yang lugu menampilkan banyak hal

tanpa harus lama menunggu.

Orang-orang mulai tidak peduli dengan

hangat matahari pagi,

sebab perannya sudah terganti dengan berita-berita hangat terkini.

 

Dengan jari-jemari yang lincah dan licik,

kebencian begitu mudah ditebar ke sana-sini.

 

Beberapa dari mereka tetap memilih untuk lebih dulu mengkaji.

Beberapa yang lain sudah tidak tahan lagi

untuk mem-bully dan mencaci.

 

Siapa pula yang bisa lebih bersabar?

Jika yang selalu dikejar eksistensi dan validasi diri.

 

HAHAHAHA!!!

 

Tampar-menampar di kolom komentar.

Saling serang dengan kata-kata utusan neraka

tanpa sadar.

Sebagai antisipasi, mereka akan

menyiapkan kalimat mendayu-dayu

bentuk klarifikasi.

Berjanji tidak akan mengulangi,

baru sehari sudah kembali menghakimi

menu-menu gosip yang belum pasti.

 

anak-anak belum mengerti apa-apa,

turut diracuni dengan aplikasi-aplikasi

yang katanya penghibur diri.

tapi, kok, dengan cara menghinakan diri?

 

Generasi tua pun tak mau kalah eksis.

Katanya, yang penting HEPI!

Sssstt... Jangan coba-coba dibantah!

Nanti dikutuk jadi TAI!

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.