Pohon yang Asing
POHON YANG ASING
Sepasang jiwa tua duduk bertukar cerita.
Pemandangan ini terasa asing awalnya,
Lama-kelamaan menjadi familiar—
Mata bertemu mata, sesekali tersenyum,
Berbincang-bincang sampai tak kenal waktu.
Orang-orang di sini tahu menikmati hidup:
Bersepeda, jalan kaki, atau sekadar membaca buku—
Semua berima pelan.
Daun-daun dengan bentuk yang tak kukenal,
Pohon-pohon tanpa nama sepanjang taman.
Di sini tidak ada pohon kelapa di pinggir jalan,
Jangan harap pepaya di halaman tetangga.
Mustahil.
Ah, kurindu pulang.
Christchurch, 2025
*
HOW ARE YOU?
"How are you?"
Pertanyaan itu luruh tanpa makna,
Tidak membutuhkan jawaban jujur.
Terus berputar setiap harinya
Sama seperti lagu favoritku di Spotify—
Kulang, sampai rusak.
How are you?
Good, thanks.
How are you?
Good, thanks.
How are you?
Good, thanks.
Repeated. Every day.
Bertanya tanpa benar-benar ingin tahu.
Hanya sekadar basa-basi,
Tidak terdengar tulus, apalagi ramah.
Apakah benar benar peduli?
Senyum sopan untuk jarak yang aman.
Christchurch, 2025
*
KANGEN TERIK BANDUNG
Nasi goreng dekat rumah—
Yang abangnya hafal level pedas
Apakah Dago masih seindah dulu?
Entah yang pasti masih ramai.
Kemacetan dan gemerlap lampu kota Bandung
Bunyi klakson angkot dan wangi gorengan di pinggir jalan,
Nyanyian kota yang kurindukan
Memori yang hanya bisa kuputar ulang
Matahari Bandung selalu berani,
Bersikeras hingga pakaian basah mengering
Di Christchurch, matahari malu-malu dan sopan,
Muncul hanya sebentar—
Pamit cepat seperti tamu canggung ingin segera pulang.
Hiruk pikuk Bandung
Berbanding terbalik dengan sepinya Christchurch—
Kota yang damai
Di sini aku belajar:
Hal-hal kecil yang dulu biasa
Jadi sangat berharga
Christchurch, 2025
Penulis: Ananda Puspakartika - Penulis Lepas Kreatif & Content Creator. Seorang penulis lepas yang terinspirasi dengan hal-hal random. Kadang bisa jadi storyteller dengan mengubah ide menjadi narasi yang menginspirasi. Sering menulis di halaman Kompasiana.com dan kadang aktif di YouTube. Penulis novel dengan judul "Afstand Tiada Berbatas" dan diadaptasi menjadi buku bicara untuk penyandang disabilitas netra oleh Kementerian Sosial Sentra Abiyoso Cimahi dengan pengisi suara oleh Rukmi Widayanti.