Puisi-Puisi Ranti
Tani; Harga Diri
Sebuah perjalanan hidup penuh harga
Tatkala muncul semburat jingga
Kaki tanpa alas menapak rangga
Mencangkul sebelum bunga langit bermekaran
Memupuk harapan...
Merindu sujud dikala dzuhur
Kembali ke ladang saat kekang mentari kendur
Menangkap hama-hama yang kenyang hingga tidur
Kembali merindu Tuhan saat cahaya terkubur
Mereka;
Sekumpulan raga tua berjiwa muda
Tercekik oleh realita kehidupan
Pantang menyerah mencari asa
Tak peduli kemewahan dan kedudukan
Mereka;
Di pandang sebelah mata tak lagi mereka acuhkan
Di pikirnya; kebahagiaan tak melulu soal logam mulia yang kemilauan
Sebab harta tak ada guna jika ajal sudah bertandang.
*
Negeri Ngeri
Sekumpulan anak yang berada di jalan raya
Menunggu hijau jadi merah, lalu berlarian
Menjajakan koran
Menjajakan makanan
Menjajakan minuman
Berpeluh dengan debu jalan
Tanpa peduli terik
Tanpa peduli hujan
Kaki pun tak beralas
Seakan kebal dengan panas
Demi setitik asa
Di mana negeri yang 'katanya' telah merdeka?
Di mana negeri yang ‘katanya’ tak lagi dijajah?
Mengapa dengan anak bangsa?
Ada apa dengan penerus bangsa?
Kupikir negeri ini masih terkekang
Sang penerus masih terjajah para pengangkang.
Penulis: Ranti sering di panggil dengan nama pena rant, sedang aktif kuliah di Universitas Muhammadiyah Makassar, aktif menulis puisi di wattpad dan sebagai anggota di komunitas teman literasi.