Ratu Tak Bermahkota
Ratu Tak Bermahkota
Siapakah engkau?
Seorang ratu tak bermahkota
Wanita pemilik tahta abadi
Menduduki Singgasana keabadian
Pengambil kebijakan bijaksana
Siapakah engkau?
satu-satunya pemilik kaki yang mulia
beralaskan syurga dalam pengabadian
bilasan kakimu mengalir air pemaaf
Siapakah engkau?
Setiap lisanmu menitipkan doa
setiap belaianmu menyampaikan kasih
setiap teguranmu mengharapkan Cinta
setiap tatapanmu merindukan kebahagiaan
Siapakah engkau?
Wanita pemilik predikat tiga tingkat diatas Pria
wanita perkasa melawan beratnya beban perut 9 bulan
wanita tangguh menahan putusnya urat di tubuh
wanita kuat menahan rasa kantuk dalam larutnya malam demi menyusui
Siapakah engkau?
Kejujuran dalam mengatur perbendaharan menjadi visimu
keadilan tanpa perbedaan gender menjadi misimu
kemaslahatan bersama menjadi targetanmu
Siapakah engkau?
wanita pemilik suara merdu
malantungkan syair-syair kearifan lokal
sekejap melelapkan tidur
sesaat mengalikan tangisan
Siapakah engkau?
Bagaikan penulis skenario dunia nyata menuju pengabadian
Bagaikan sutradara mampu mangcashting aktor-aktor masa depan
Bagaikan aktor dengan beragam peran
dalam dunia nyata
Protagonis menjadi peran hakiki
antagonis terkadang menjadi peran pamungkas demi kemaslahatan
*
Pengembara Kompas Abadi
Tersadar dari kenyataan yang menghampri
Pencarian yang tak pasti didapati
eksistensi yang terus saja menggerogoti setiap langkah
Seakan ambisi menjadi kompas pengarah
Aku bukanlah Bung Karno yang mengalihkan ribuan massa dalam forum
Aku bukanlah RA Kartini yang memiliki kecerdasan dan keberanian
Aku bukanlah Baharuddin Lopa yang mampu menerapkan kejujuran serta menegakkan keadilan
Aku bukanlah Jenderal Sudirman yang bisa bertahan di barisan terdepan peperangan
Aku hanyalah makhluk osial yang masih bergantung di bawah kaki orang lain
aku tidak seberuntung puang maharani yang mampu menduduki singgasana di senayan
aku tidak secerdas Roky Gerung yang memiliki nalar filsafat tinggis
aku tidak secerdas Najwa Sihab yang sangatgesit dalam mengalihka forum
aku tidak seberbakat Serly Ananta yang memilki banyak keahlian
dan aku bukanlah seorang Ria Ricis yang memilki banyak subcribe
serta aku bukanlah seorang Nisa sabyan dengan suara yang merdu.
melaikan aku hanyalah Penikmat sejati yang belum tentu abadi
Aku adalah perempuan yang minim ilmu agama tidak seperti ustadzah Oki Setiana Dewi,
tidak seperti ustadzah Mama Dede
dan juga tidak seperti ustadzah lulu
serta aku tidak sehebat Muzammil yang bisa menghafal Al-Quran
Karena aku hanyalah pengoleksi kitab suci belaka dari jauh
kata sukses yang menjadi harapan dalam pencapaian realita
hingga nawaitu masih mencari keihlasannya
Akankah cita-cita kan sampai pada keputusan ?
Walaupun resiko berada di depan mata?
Walaupun kesulitan menghadang
walaupun hambatan mengnganggu
walaupun kesusahan menggoyahkan
walaupun semesta meragukan
bahkan kenyataan terkadang mengecewakan
Nawaitu dan Optimisme menjadi penerang dalam pencapaian
sehingga kegagalan akan lelah mengejar,
Kekecewaan lelah mempengaruhi
sampai kesuksesan gembira menyambut
serta keberhasilan dengan tulus menyapa.
Penulis: Nurhaliza, mahasiswa PPKn Universitas Negeri Makassar, aktif sebagai pengurus IMM UNM Pikom FIS UNM.