Rayuan Seorang Perempuan
Rayuan Seorang Perempuan
Pada ujung malam yang gelap
Seorang perempuan sedang bercakap
Meminta pada Sang Pencipta
Kekasih yang didamba
Pada gelincir sang mentari
Seorang perempuan sedang menari
Meminta sebuah belas kasih
Dari seorang kekasih
Pada senja yang mulai meninggalkan
Seorang perempuan sedang menenun
Merajut rasa yang kian memaksa
Meminta pada Sang Pencipta
*
Sandiwara
Merintih dan meratap pada gemerlap cahaya
Menunduk termenung bak tak berdaya
Memeluk luka yang kian menganga
Membalut air mata dengan tawa
Mengasingkan jiwa yang terluka
Meneduhkan rasa yang ada
Menancapkan duri pada dada
Lantas menarik sebingkis senyum dari bibir yang terluka
Mereka berkata aku bahagia
Aku berhasil mengelabui mereka
Berulang racun itu mengeluarkan aroma
Aroma luka yang tertutupi kebohongan yang ada
*
Abadi
Memupuk rasa disetiap genggaman
Menuai hasil pada setiap keputusan
Menikmati secangkir keberhasilan
Bersulang dengan kesempatan
Ia yang mengabaikan tak abadi
Yang terabaikan pun memilih tuk menepi
Berbahagia adalah pilihan untuk diri
Bersedih hanya sebuah ilusi
Tumpukan harap kian hari menghiasi
Ruang tunggu mulai menanti
Pemilik hati pun mulai tertatih
Menuju bahagia yang abadi
Penulis: Eka Paramita, saat ini berstatus sebagai mahasiswa. Dapat ditemui melalui instagram @ekprmita_