Sembada Hijau Lestari
Sembada Hijau Lestari
Jemu rintang sembada syukur
Rintihan hijau lestari merintih lebur
Pijakan berliur dahaga asih
Menyorot seantereo kayu bergelimpang
Tudung asih seakan pergi bersama tamak
Acuh berbenar pukul melintang
Seonggok kayu rapuh terabai
Sebatang pohon kokoh tergadai
Begitulah masa memberi kabar
Kian berani memberi jeruji
Menyeret orang penabur benih peduli
Sesekali masa merajuk
Di sana ekonomi menjuarai, hijau lestari terganti
Air mata langit melaut di tepi daratan
Namun, tamak telah membius hati nurani
Sampai habis kata peduli
*
Allah, Jaga Alammu Ini…
Sekejap, hanya menderu kesakitan
Menyaksikan hutan dibakar habis-habisan
Air langit pun enggan turun
Masa kemarau kian menetap di peraduan
Langkah siapa yang tidak gontai?
Tudung hijau yang meneduhi
Berubah mengganas menyulut api
Perbuatan siapkah ini?
Apakah si rakyat yang mencari kayu bakar?
Ataukah punggawa kekuasaan yang melipat diam?
Baiklah… tak dipertanyakan lagi
Siapakah mereka,
Sebab hukum alam masih berlaku
Allah… jaga alam yang ada di bumi
Jaga hati nurani kami
Agar masih bisa berdiri membela alam ini
Penulis: Mu’ayyadah, gemar membaca dan mengamati keadaan sekitar. Menekuni bidang Tadris IPS di salah satu perguruan tinggi IAIN Kudus bekal dirinya mengamati lingkungan sosial dan alam. Berbagai tulisan sudah berhasil dimuat di parist.id, dan buku-bukunya di pebernit yang berbeda. Seperti UNSYIAH PRESS, Sinar Pena Amala, Asharinz Media. dapat berbincang di Instagram @mayamuza27.