Sisa Hujan Kemarin
Kisah Niskala
Aku Ingin Menjadi Hujan
Yang Setiap Tetes Menyentuhmu
Melekat Di Setiap Nyanyian
Berdetak Untuk Hembusan Napas Rindu
Bayang Yang Selalu Engkau Lihat Dibalik Derasnya Ribuan Air
Berteduh Enggan Pergi
Kini, Terkenang Namun Sudah Berakhir
Kisah Niskala Yang Merenggut Tawa
Pojok Dinding Saksi Isak Tegar Dirinya
Menebarkan Senyum Sapa
Menjadi Topeng Atas Rapuhnya Jiwa
Mendaki Sendiri Tanpa Kau Peduli
Luka Pulih,
Janji Katanya Namun Memilih Pergi
Riuh Kepala Di Tengah Keramaian
Mencoba Mencari-Cari Ketenangan
Satu Pun Tak Ada Yang Berhak Menyembuhkan
Pemberi Luka Masih Menjadi Penenang, Menyakitkan Bukan?
Menutup Untuk Menata Jalan Agar Pulih
Menunggu Hujan Reda Dan Lampu Jalan Menyala
Menikmati Sunyi Yang Dikelilingi Rindu
Sesekali Ingin Menyapa Tanpa Ragu
Tegas Kukatakan Tidak Pada Diri
Jarak Dekat Tidak Lagi Memiliki Arti
Temukan Saja Aku Pada Orang Baru Jika Engkau Mampu
*
Sisa Hujan Kemarin
Rintihan Hujan Menyisakan Luka
Kabut Hitam Pekat Membekas
Butiran Air Tertahan Akhirnya Jatuh Juga
Harapan Pupus Dengan Kepergian
Bertahan Pun Tidak Memiliki Makna
Sisa Hujan Kemarin
Terkenang Abadi Walau Sudah Mati
Katanya Tidak Ingin Menyakiti
Kau Pikir Dengan Memilih Pergi Itu Bukan Menyakiti?
Ku Tahan Namun Dengan Tegasnya Egomulah Yang Menang
Rasaku Mati Akibat Ulahmu, Habisi Saja Aku
Jangan Beri Harapan Kepadaku Jika Ada Dia Di Sampingmu
Aku Hanya Bersikap Seolah Tidak Tahu
Agar Kata Kita Tidak Menjadi Aku-Kamu
Aku Tidak Menyesal Pernah Merangkulmu
Kini Relakanlah Aku
Bebaskan Aku Dari Belenggumu
*
Hingga Reda
Untuk Tuan Yang Sudah Tidak Aku Genggam
Berlabuhlah Ke Tempat Yang Lebih Indah
Bersandarlah Di Dermaga Tujuan
Tinggallah Tanpa Merasa Bersalah
Larimu Sudah Bebas
Berkelana Dengan Siapa Aku Acuh Tak Acuh
Tuan Yang Mengajarkan Dingin
Ku Laksanakan Dengan Hati-Hati
Tidak Perlu Ada Temu Bahkan Komunikasi
Sebatas Sapaan Yang Berujung Nestapa
Untuk Apa Mengulang Jika Kisahnya Sudah Dimanipulasi
Membatasi Diri Ataupun Menghindar
Sama Saja Kerasnya
Menikmati Senja Kelabu
Di Tengah Rintik Hujan
Sesekali, Dingin Memeluk
Namun Harus Ku Lepas Agar Sakit Mereda
Tidak Perlu Singgah Pada Kisah Selanjutnya
Memilih Pergi Adalah Inginmu
Kini Rumahku Kosong Tidak Bertuan
Terbuka Namun Hampa
Berpenghuni Pun Percuma
Di Dalamnya Masih Porak-Poranda
Butuh Masa Untuk Terbiasa
Biarkan Saja, Akan Aku Tanggung Luka Hingga Reda
Penulis: Widya Suci Wulandari, saat ini sedang menempuh pendidikan tinggi di Makassar. Dapat dijumpai di media sosial Instagram widyasuciwulandari_