Fri, 18 Oct 2024
Serba-serbi / Kontributor / Jun 19, 2021

Kampoeng Batara: Konservasi Ekologi Melalui Edukasi Tradisi

Beragam problematika lingkungan bagaikan air yang terus-menerus menyeruak di atas bumi pertiwi memaksa warga dan penguasa memutar otak bersama demi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Fakta menggambarkan kondisi manusia semakin menumpuk dan lingkungan kian memburuk.

Alih fungsi lahan pertanian, penebangan tanpa perizinan, dan eksploitasi besar-besaran adalah segelintir contoh perusakan lingkungan yang lazim dilakukan di era perkembangan zaman. Meski pada kenyataannya semua tahu bahwa lingkungan adalah transportasi untuk menyambung hidup di masa depan.

Kenapa makin banyak tangan manusia justru lingkungan menjadi tak berupa?

Tangan-tangan manusia saat ini kebanyakan hanya mampu mengeksploitasi tanpa mau memperbaiki. Segala yang disediakan alam habis dimanfaatkan hingga lupa untuk menyediakan warisan. Alam beserta sumber dayanya diciptakan memang untuk digunakan, tetapi ketika manusia merusaknya tentu timbal balik negatif juga akan kembali padanya.

Polemik seperti banjir, tanah longsor, dan kekeringan tidak timbul begitu saja, melainkan akibat ulah para manusia. Dalam hal ini bukan manusia saja yang dirugikan namun juga makhluk hidup seperti hewan kehilangan habitatnya. Dampak yang lebih luas lagi adalah goyahnya keseimbangan kehidupan di alam semesta.

Namun ternyata saat ini semesta masih diisi oleh manusia yang peka dan peduli terhadap lingkungannya. Berlatar belakang dari keprihatinan terhadap tingginya jumlah anak putus sekolah, maraknya pernikahan dini, serta gadget yang semakin mendunia maka berdirilah suatu sekolah adat yang kemudian berdampak positif pada lingkungan sekitar. Kampoeng Batara (Kampoeng Baca Taman Rimba) merupakan sekolah berbasis budaya yang didirikan oleh Widie Nurmahmudy di Lingkungan Papring pada 10 Oktober 2015.

Meskipun tak secara gamblang berbicara mengenai hutan beserta sumber dayanya, namun tindakan yang dilakukan sekelompok masyarakat ini membuktikan adanya kepedulian terhadap lingkungan tempat tinggal mereka. Lingkungan Papring merupakan salah satu daerah di Kabupaten Banyuwangi yang wilayahnya berada di tepi hutan tepat di bawah kaki Gunung Raung dan berjarak 15 kilometer dari pusat kota. Kini Lingkungan Papring menjadi salah satu lokasi yang banyak dikunjungi oleh masyarakat karena keberadaan Sekolah Adat Kampoeng Batara.

Sebagai sekolah non-formal, Kampoeng Batara hadir dengan pembelajaran seputar tradisi, permainan tradisional, dan pengenalan terhadap hutan. Materi-materi tersebut diangkat bukan tanpa alasan mengingat asal nama dan juga kondisi lokasi Kampoeng Batara.

Papring sebagaimana asal namanya Panggone Pring atau tempatnya bambu memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Geografis yang berada di tepi hutan berpotensi sebagai areal pertanaman bambu, sedangkan secara demografis masyarakatnya terkenal sebagai pengrajin besek. Selain itu egrang yang berbahan baku bambu juga menjadi permainan tradisionalnya.

Karakteristik lokasi tersebut yang kemudian dijadikan sebagai bahan ajar di Kampoeng Batara hingga memberikan manfaat tersendiri bagi lingkungan. Besek dan egrang sebagai dua produk yang membutuhkan bambu sebagai bahan bakunya mendorong masyarakat bertindak bukan hanya eksploitasi, tetapi juga reboisasi. Hal ini terbukti pada salah satu kegiatan peringatan empat tahun Kampoeng Batara yaitu penanaman bambu di perbatasan wilayah Papring dengan KPH Banyuwangi.

Adanya penanaman bambu ini memberikan manfaat baik dalam aspek ekonomi masyarakat, bahan edukasi, dan juga keberlanjutan ekologi. Ekonomi masyarakat akan terdorong dengan tersedianya bahan baku pembuatan besek tanpa bingung membeli ke luar daerah.

Tersedianya bambu juga dapat dimanfaatkan untuk membuat egrang sebagai salah satu materi Kampoeng Batara bagi generasi muda. Yang tidak kalah penting adalah akar tanaman bambu dapat menyerap 90% air hujan sehingga dapat mencegah terjadinya erosi.

 

 

Penulis: Silviana Dini Kunanti, S.P, akrab disapa Silvi, fresh graduate dari Universitas Jember. Berprofesi sebagai guru privat serta sedang mendalami dunia kepenulisan dan juga public speaking. Dapat dihubungi melalui Instagram @sdk_lentera.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.