Sat, 07 Dec 2024
Editorial / Redaksi / Nov 29, 2023

Saat Kondisi Laut Terus Mengalami Tren Negatif

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki luasan laut yang mendominasi wilayahnya yang mencapai 6,4 juta km2. Luasnya yang lebih luas dari luas daratan Indonesia menjadikan turut memberikan potensi yang sangat besar.

Laut memiliki peran yang krusial dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Namun sayangnya kondisi laut yang saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ada berbagai tren negatif yang hadir terhadap kondisi laut sekarang ini.

Krisis iklim tentunya menjadi ancaman serius yang dihadapi, sampah di laut, hingga IUU Fishing. Hal itu turut diperparah mengenai kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat dan ekologi.

Krisis iklim telah menyebabkan dampak yang sangat buruk terhadap eksistensi pesisir, laut dan pulau-pulau kecil di Indonesia. Beberapa penelitian telah menunjukkan dampak buruk yang mengancam ekosistem dan masyarakat.

Penelitian dari Handoko, Yuwono dan Ariani (2019) uang dipublikasi Geoid Journal of Geodesy and Geomatics yang menganalisis kenaikan muka air laut pada periode tahun 1993 sampai 2018 terjadi kenaikan +4,5mm/tahun. Kenaikan muka air laut ini menurut WALHI akan mengancam 8.348 desa pesisir di Kawasan Timur Indonesia.

Sampah laut turut menjadi masalah serius yang dihadapi. Badan Pusat Statistik (2022) dalam statistik sumber daya laut dan pesisir merilis jenis sampah laut paling besar yakni sampah plastik sebesar 42 persen, lalu sampah kayu 24 persen dan karet sebesar 13 persen. Dampak yang ditimbulkan sampah laut sendiri akan menimbulkan resiko kesehatan bagi biota laut dan spesies burung.

Selain itu dampaknya juga akan menutup sedimen laut yang berdampak terhadap pertumbuhan mangrove. Luas eksisting mangrove dari Peta Mangrove Nasional (PMN) 2013-2019 sebesar 3.311.245 Hektar dan hasil pemutakhiran PMN di tahun 2021 menjadi seluas 3.364.080 Ha.

Dampak paling berbahaya adalah keberadaan mikroplastik pada ikan yang akan sangat beresiko jika dikonsumsi oleh manusia. Penelitian dari Yona, dkk (2022) di Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis menunjukkan mikroplastik yang ditemukan pada ikan di Pulau Liki dan Pulau Befondi, Provinsi Papua serta Pulau Miossu, Provinsi Papua Barat.

Di Perairan Spermonde, penelitian dari Sawalman, dkk (2021) juga ditemukan mikroplastik pada ikan. Penelitian yang dipublikasi oleh Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis menemukan karakteristik warna mikroplastik didominasi oleh biru, bentuk mikroplastik didominasi oleh line, dan kisaran ukuran mikroplastik didominasi 1–5 mm.

Kondisi terumbu karang di Indonesia juga menunjukkan tren negatif. Data dari BPS (2022) menunjukkan persentase kondisi terumbu karang dari tahun 2013 hingga 2017 yang masuk kategori baik hanya naik 1,15 persen (6,56 persen tahun 2017). Persentase kategori kurang pada tahun 2017 mencapai 36,18 persen atau naik sebesar 6,25 persen dari tahun 2013.

Dari segi kebijakan sektor kelautan juga nyatanya tidak memberikan upaya signifikan dalam melindungi laut Indonesia. Destructive Fishing Watch (DFW) mengkaji aturan yang dikeluarkan dari tahun 2014 sampai 2020.

Hasilnya menunjukkan awalnya aturan yang hadir sifatnya protektif terhadap sumber daya laut, namun kebijakannya terlihat eksploitatif. Contoh yang dapat dilihat pada perairan Spermonde yang mengalami degradasi akibat kebijakan.

Industri ekstraktif di wilayah laut turut memberikan dampak negatif terhadap ekosistem di laut. Dapat dilihat dari dampak yang ditimbulkan oleh penambangan pasir laut di perairan Spermonde tepatnya di Galesong, Takalar dan Kodingareng, Makassar melalui hasil riset yang dipublikasikan oleh WALHI Sulawesi Selatan.

Riset yang dipublikasikan tahun 2023 itu menunjukkan walaupun penambangan sudah berakhir, namun dampaknya seperti wilayah tangkap yang berbeda dari sebelumnya, abrasi yang parah hingga menyebabkan hilangnya biota laut dan mata pencaharian masyarakat.

Jadi, apa yang dapat kita lakukan untuk melindungi laut?

 

Penulis: Muhammad Riszky, dalam beberapa bulan terakhir banyak menghabiskan waktunya di warung kopi.

Pronesiata

Kami percaya jika semua tulisan layak untuk dibagikan. Tak perlu harus sempurna! Media ini ruang bagi semua yang memiliki karya tulisan.

© pronesiata.id. All Rights Reserved.